Selasa, 20 Oktober 2015

Mami Rempong : Bercerai





Siapa sih yang mau kedua orang tuanya bercerai? Gak ada pastinya. Tapi ada saja orang tua yang bercerai disebabkan oleh berbagai macam permasalahan yang timbul dalam berumah tangga. Di satu sisi, jika sudah memiliki anak, sering sekali disebut-sebut bahwa anak lah korban dari "keegoisan" kedua orang tuanya jika perceraian terjadi. Keegoisan yang dimaksud jika percerai terjadi karena hal-hal diluar dari "kewajaran" sebuah perceraian.
Bukan tentang "keegoisan" atau "kewajaran" tetapi lebih tentang bagaiamana nasib si anak setelah perceraian terjadi. Tentu kedua orang tuanya akan berpisah. Tentu tidak tinggal serumah. Penting halnya bahwa kesepakatan bersama diperlukan dalam pengasuhan anak. Jangan sampai anak menjadi terombang ambing hidupnya dikarenakan perceraian kedua orang tuanya.
...
Saat jam bubar sekolah, seorang perempuan berambut pendek dengan seragam pramukanya, berjalan menuju sebuah tempat duduk. Dia duduk bersama teman-temannya sambil bercerita tentang yang terjadi di kelasnya. Sesekali mereka tertawa terbahak-bahak. Seorang wanita dewasa yang sedang duduk di dekat mereka hanya memandang aktivitas anak perempuan dan teman-temannya.
Saat tinggal anak perempuan dan wanita dewasa. Mereka mulai mengobrol dengan obrolan yang umum y dibicarakan. Pertanyaan-pertanyaan seputar sekolah dan lainnya. Wanita dewasa itu bertanya dimana rumah anak perempuan tersebut. Anak tersebut menjawab bahwa rumahnya di sebuah desa yang jauh jaraknya dari sekolahnya.
‘Terus nunggu jemputan atau pakai sepeda?'
‘Nunggu bapak jemput'
‘Kok jauh banget tinggalnya?'
‘Kenapa gak sekolah di sekolah yang dekat rumah?'
‘Soalnya saya sering pindah-pindah rumah'
‘Memang sebelumnya tinggal dimana?'
‘Di gang itu?' (Anak perempuan itu menunjuk sebuah gang yang dekat dengan sekolahnya)
‘Kok sekarang pindahnya jauh banget?'
‘Iya. Udah 8 kali saya pindah rumah'
‘Kok bisa sampai 8 kali pindah rumah?'
‘Dulu tinggal sama mama, sekarang tinggal sama bapak'
‘Bapak sama mama udah bercerai'
‘Kok gak tinggal sama mamanya lagi'
‘Mama kerja ke Malaysia'
‘Berarti sekarang tinggal berdua sama bapak?'
‘Bapak udah nikah lagi'
...
Anak perempuan ini terbiasa dengan hidupnya yang berpindah-pindah. Bayangkan saja 8 Kali pindah tempat tinggal. Dari yang jaraknya dekat, sedang, jauh dari sekolahnya. Anak itu pergi mendekati temannya yang duduk di kursi lain. Mereka berbicara berdua dengan asyiknya. Datang seorang anak perempuan berambut pendek mendekati wanita dewasa dan mengobrol dengannya.
...
‘Temanmu itu kelas berapa?'
‘Kelas 6 sebenarnya tapi gak naik kelas'
‘Dia jauh ya tinggalnya'
‘Manalah, dia sekarang tinggal dengan bapaknya, dulu sama mamanya'
‘Bapak mamanya udah cerai yach?'
‘Bapaknya udah nikah lagi. Dia itu punya mama tiri. Mama tirinya jahat'
‘Di bawah matanya ada bekas cakaran mama tirinya'
‘Masa sih?'
‘Tapi bapaknya sayang sama dia. Bapaknya yang suka bela dia'
‘Itu lah dia lagi tunggu bapaknya jemput'
...
Seorang anak perempuan yang  tidak setegar anak laki-laki, terbawa perasaan bahkan kadang malu. Tetapi anak perempuan ini sudah terbiasa dengan kehidupanya, tentang orang tuanya, tentang dimana dia harus berpindah-pindah tempat tinggal karena mengikuti salah satu orang tuanya. Membiasakan diri dengan jarak rumah dan sekolah yang mungkin menjadi dekat, bisa saja esok menjadi jauh.
Kita gak pernah tahu kehidupan orang lain diluar sana. Setiap orang berusaha menyimpan kesedihan, masalahnya dari orang lain. Setiap orang berusaha tampil terbaik dengan memberikan senyuman dan tawa serta perkataan yang ikhlas. Sedangkan lawan bicara hanya tahu bahwa orang tersebut sedang baik-baik saja dalam cerita yang "menyedihkan" mungkin.
"Bersyukur atas apapun yang telah digariskan. Sesuatu yang menyenagkan atau menyedihkan mungkin itulah yang sudah digariskan"

Jumat, 16 Oktober 2015

Love Story : Merpati Putih


Cinta itu bukankah membutakan
Sangat membutakan mungkin
Bicara cinta itu
Membutakan kehidupan
Cinta itu selalu baik di mata
Sesungguhnya baik buruknya
Tidak ada yang tahu
Cinta yang membutakan
Menghancurkan banyak janji
Janji hanya menjadi omong kosong semata
Menghentikan jutaan mimpi
Menghempaskan angan yang tinggi
Menjatuhkan diri dari ketinggian
Cinta yang dipilih bukan penentu cinta sejati
Cinta sejati takkan bicara kosong
Cinta dengan diam justru sangat mengistimewakan
Cinta yang tulus
Takkan mampu menghancurkan
Menghentikan, menjatuhkan...
Cinta itu indah
Ketika kejujuran & kesetiaan bersama
Bukan salah satunya
Cinta mana yang dipilih
Menghentikan cinta lain
Seberapa kuat sebuah cinta bicara
Ketika keistimewaannya pudar
Penghianatan cinta
Terlalu mudah percaya cinta
Cinta sejati mungkin hanya ada diantara
Sepasang "Merpati Putih" yang takkan berkhianat

Mami Rempong : Keluarga


Keluarga tempat terhangat untuk semua orang bukan? Kemana perginya kita tentu keluarga adalah tempat ternyaman. Keberadaan keluarga dalam kehidupan kita sangat penting bukan? Bisakah kita tanpa keluarga kita? Anggota keluarga adalah orang-orang dengan karateristik yang berbeda-beda bukan? Mungkin kita sering bertengkar dan beradu mulut dengan anggota keluarga kita, ketika jauh kita pasti merindukannya.

Peranan sebuah keluarga sangat berarti dalam hidup. Keberadaan orang tua membawa arti penting tentang keberadaan sebuah keluarga dalam kehidupan. Tentang keberadaan orang tua bagi anak-anaknya merupakan bentuk nyata tentang keadaan sebuah keluarga. 

...

“Seorang anak laki-laki dengan seragam putih merahnya, baru memasuki kelas 1 sekolah dasar (SD), berjalan mendatangi sebuah tempat dan duduk dengan tenang di sebuah kursi. Dia melihat sekitarnya, melihat teman-temannya yang berlari dan bermain. Dia tetap saja duduk di kursi sambil memandangi teman-temannya. Satu persatu teman-temannya di jemput, ada yang di jemput orang tuanya, paman atau bibinya, kakek atau neneknya, keluarganya. 

Duduk di kursi sambil melihat satu persatu teman-temannya pulang. Anak laki-laki itu melihat ke arah seorang wanita yang sedang duduk di sebuah kursi. Wanita itu tersenyum padanya sambil berbicara pada seorang teman anak laki-laki tersebut. Seorang anak perempuan yang berlari melintasi si wanita dan anak laki-laki tersebut. ‘Sudah dijemput?’; ‘Udah kak’. Anak perempuan itu menjawab sambil terus berlari mendekati kedua orang tuanya. 

Anak laki-laki itu melihat temannya, anak perempuan itu bicara kepada orang tuanya tentang sekolahnya hari. Kemudian mereka berlalu meninggalkan anak laki-laki dan si wanita yang sama-sama duduk di kursi. Anak laki-laki itu melihat suasana di depannya sekarang, kosong, teman-temannya sudah pulang. ‘Mungkin dia masih menunggu jemputan’ Batin wanita yang memperhatikannya.

‘Nunggu jemptan kah?’
‘Iya’
‘Sapa yang jemput? Mamanya kah?’
‘Nenek yang jemput’
‘Mamanya kerjakah?
‘Mama kerja ke Malaysia jadi TKW’
‘Berarti tinggal sama bapak lah ya?’
‘Tinggal sama nenek, Ayah sama Mama dah pisah’
‘Itu nenek dah jemput kak’

Anak laki-laki itu pun berlari mendekati neneknya. Neneknya tersenyum menyambut anak laki-laki itu. Kemudian mereka berdua berjalan bersama pulang menuju rumah. Di perjalanan pulang mungkin anak laki-laki itu bercerita tentang teman-teman di sekolahnya, guru di sekolahnya, pelajaran di sekolahnya dan hal-hal yang terjadi di sekolah kepada neneknya. Seperti teman-temannya yang bercerita kepada orang tuanya. 

Di usia 6 tahun, anak laki-laki itu sudah memahami tentang keadaan keluarganya, orang tuanya, Bapak Ibunya. Di usia kelas 1 sekolah dasar, anak laki-laki itu sudah bisa menjelaskan keadaan orang tuanya. Anak laki-laki itu begitu polosnya menjawab pertanyaan. Tidak semua anak di usianya bisa menjelaskan keadaan dan keberadaan keluarganya, apalagi tentang orang tuanya. "Mungkin"

“Tersenyumlah wahai anak-anak kecil, wajah-wajah polos belum ternoda. Apapun yang terjadi dalam hidup kalian, seberat apapun itu tetaplah bermain bersama teman-teman kalian. Semoga Allah selalu menjaga kalian dan menerangi hari-hari kalian dengan cahayanya. Aamiin”

Senin, 12 Oktober 2015

Love Story : Stop Here!


Rindu berteman dengan sepi
Sejak cinta mulai berhenti
Sejak bayang tak dapat lagi dilukis
Waktu berjalan tanpa henti
Perlahan terkikis dengan pasti
Sajak cinta tak terdengar lagi
Angin meniupnya begitu pasti
Ombak menghempasnya bagai karang
Rindu, cinta bersama sepi dan sunyi
Hanya helaan nafas yang setiap saat terdengar
Hanya pikiran yang melintas tiap waktu
Mimpi yang masih saja terajut
Angan yang masih saja tersimpan
Memori cinta masih saja memberikan kenangan 
Sesaat terhenti...
"Berhentilah cinta hanya sampai disini"
Terdekap bagai memeluk asa
Musim yang berganti, masa yang terhenti
Keindahan dan kebahagiaan yang pernah terlukis
Memudar bagai lukisan usang termakan usia
Janji tanpa tanda bukti
Hanya berlalu bagai kertas kosong tak ternoda
Berjalan kemana lagikah cinta dan rindu?
Disini dan Berhenti