Senin, 24 Desember 2018

Kisah Cinta Penuh Pengorbanan "Fatmawati dan Soekarno" dari Burhan Fanani


Assalamualaikum....
"Kebanyakan orang menganggap bahwa kisah cinta Fatmawati dengan Soekarno baik-baik saja. Tapi, nyatanya, kisah cinta Fatmawati dan Soekarno ini syarat dengan duka, luka dan kesedihan; sebuah kisah cinta yang penuh pengorbanan" (tertulis di cover depan buku).

Takkan ada yang menyangka ada sebuah perjalanan cinta nan penuh cerita, ada sedih luka, ada canda tawa bahagia, ada pertemuan dan perpisahan serta ada perjuangan di dalamnya. Ia, Fatmawati. Tak kenalkah engkau pada sosoknya? Wanita yang memikat presiden pertama Republik Indonesia, Wanita pertama yang menjadi ibu bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Sebuah buku Fatmawati dan Soekarno 'Kisah Cinta Penuh Pengorbanan' Karya Burhan Fanani menceritakan romantika Fatmawati dan Soekarno dari awal pertemuan keduanya hingga Soekarno menjadi Presiden pada Agustus 1945 hingga akhir hayat mereka.

"Sang Merpati dari Bengkulu" telah terlahir dan siap mengepakkan sayapnya di Bumi Pertiwi. Kelak dia akan mewarnai kehidupan Soekarno dan bangsa Indonesia dan menjadi salah satu tokoh penyokong perjuangan Soekarno dalam membangun pondasi negara Republik Indonesia (tertulis dalam buku halaman 9).

Soekarno memberikan julukan 'Sang Merpati dari Bengkulu' untuk menggambarkan diri seorang Fatawati yang cantik, luwes, lincah dan tegas. Fatmawati dan Soekarno terpaut usia 20 tahun, mereka menikah di usia Soekarno 41 tahun dan Fatmawati 19 tahun. Pernikahan yang bisa  terjadi setelah Inggit Garnasih  akhirnya memilih cerai dari Soekarno.

Inggit Garnasih, wanita pertama yang menemani perjuangan Soekarno dari nol hingga ia bertemu Fatmawati. Soekarno menikahi Fatmawati tanpa kehadiran dirinya karena keadaan yang tidak memungkinkan sehingga diwakilkan. Dalam masa kehamilan anak pertama, Fatmawati menjahit sang saka Merah Putih yang nantinya menjadi Bendera Republik Indonesia dan berkibar gagah di hari kemerdekaan Indonesia. Bukan tiada alasan Soekarno lalu jatuh hati pada Fatmawati. 

"Bibirnya mengatakan ya, namun ternyata pohon tempat ia bersandar mati kepanasan dan telur yang dibawanya menjadi matang" (tertulis dalam buku halaman 71).

Jawaban cinta untuk Lelaki Flamboyan yang memikat hati Fatmawati. Kemudian nanti menjadi lelaki yang ditinggalkannya. Lahir anak kelima, masih berbaring Fatmawati di ranjangnya ketika Soekarno datang untuk meminta izin menikahi Hartini, wanita salatiga yang memikat hatinya karena kehalusannya. Kokohnya anti poligami yang dipegang Fatmawati membuatnya meninggalkan istana.

Fatmawati, wanita yang menemani Soekarno memperjuangkan kemerdekaan hingga menjadi presiden pertama Republik Indonesia. Ibu yang melahirkan anak-anak yang membawa nama besar Soekarno.

"Aku merasakan ada api percintaan yang sedang menyala-nyala di rumah ini. Tak usah berbohong. Seseorang tidak bisa menutupi sorotan matanya yang bersinar-sinar bila berada di dekat orang yang dicintai" (tertulis dalam buku halaman 43).



Thanks to Allah & Yang sudah berbaik hati minjamkan bukunya untuk dibaca ^_^