Assalamualaikum...
“Jika tak kau temukan cinta, biar
cinta menemukanmu”
Cinta yang telah dikhianati Dewa
membuat Asmara memutuskan Dewa. Dewa terjebak dalam rayuan Anita. Anita yang
kemudian menikah dengan Dewa dan mengandung anak Dewa. Sedangkan Asmara dan
Dewa yang berencana akan menikah, harus membatalkan pernikahan yang sudah di
depan mata.
Asmara mendapatkan tugas dari
kantornya untuk ke luar negeri, Beijing. Saat di Beijing, Asmara tanpa sengaja
bertemu dengan Zhongwen yang juga seorang Tour Guide. Zhongwen yang juga
akhirnya menjadi Tour Guide Asmara selama di Beijing. Zhongwen suka
membicarakan kisah cinta Ashima dan Ahei. Bermula saat dia teringat nama Asma
yang mirip dengan nama Ashima.
Perjalanan mereka memberikan
perasaan kagum pada Zhongwen terhadap seorang Asmara. Zhongwen memeluk agama
islam dan datang ke Indonesia untuk menemui Asmara dan melamarnya. Saat itu
Asmara dalam keadaan sakit parah. Mereka menikah, Zhongwen selalu sabar dan
setia menemani Asmara dalam keadaan apapun.
“Asmara: Don’t you want to have a
normal wife?. Zhongwen menggeleng. Do you think Ahei would need another woman
but Ashima? Satu perempuan yang menjadi tumpuan cinta Ahei lebih dari cukup.
Sekalipun Kemudian takdir memisahkannya dari Ashima. …, terlalu dini untuk
menyimpulkan apa yang mereka miliki adalah cinta sejati.”
“Wo xiang ni. Wo ye xiang ni” (I
miss you, I miss you too) kalimat yang selalu mereka ucapakan saat mau tidur.
Kesabaran Asmara dan kesetiaan Zhongwen mewarnai manisnya kehidupan mereka.
Novel Asma Nadia yang pertama
kali saya baca, novel ini membuat saya mulai menyukai novel karya beliau.
Beberapa novel beliau sudah ada yang diangkat ke layar lebar, sinetron juga.
Tetapi untuk isinya jelas ada perbedaan sedikit. Untuk Film Assalamualaikum
Beijing sendiri saya sudah menontonya, tapi saya lebih suka membaca novelnya.
Karena ceritanya lebih bagus di novel, menurut saya. Semoga saya bisa terus
menyukai dan membaca karya Asma Nadia lainnya.
“Ajarkan aku mantra pemikat cinta
Ahei dan Ashina, maka akan kutaklukkan penghalang segala rupa agar sampai
cintaku padanya”
_ Dua nama, satu cinta; Ra yang
mencampakkan Dewa. Asma yang berjuang melupakan lelaki berahang kukuh yang
diam-diam memujanya. Bersama, mereka mencoba menaklukkan takdir yang datang
menyapa _
Catatan:
1. Semua yang ditulis miring, tertulis dalam novel.
2. Semua yang tertulis dalam halaman ini (selain isi novel), ditulis berdasarkan sudut pandang pemilik blog.
Thanks to Allah & Asma Nadia