Part 1. "Sepenggal" Kisah yang Belum Usai - Harapan
Part 2. "Sepenggal" Kisah yang Belum Usai - Miracle
Audrey Semesta duduk di depan sebuah cermin, ia melihat dirinya,
memegang wajahnya dan menunduk lesu. Merasakan rasa penat, setahun berlalu dan
ia menghabiskan hidupnya sendiri di kota yang besar berharap Ken kembali. Semua
ia lewati dengan tetap berharap keajaiban itu ada, tapi dari waktu ke waktu
tiada kabar satu pun yang datang padanya. Ia sering mengunjungi panti asuhan
dimana Ken dulu tinggal, berharap Ken mungkin datang ke sana atau pemilik panti
tahu tentang sesuatu. Tetapi tidak ada yang ia dapatkan.
Audrey melihat koper di atas tempat tidurnya, 3 bulan lalu
Aurora berulang tahun yang pertama. Ia tidak bisa mengunjungi putri kecilnya
yang sekarang tinggal bersama neneknya. Audrey terpaksa menitipkan Aurora pada
ibunya, ia harus bekerja di Jakarta dan tidak mungkin meninggalkan tempat
dimana dia berharap Ken kembali. Audrey berjalan mendekati kopernya, memastikan tidak ada
barang yang tertinggal. Ia menutup dan meletakkan di ruang tamu.
Teleponnya berdering
saat ia kembali menuju kamarnya. Terlihat ibunya menelpon, “ Halo Bu. Iya,
semua sudah siap. Besok penerbangan pertama. Apa Aurora sudah tidur? Oh baiklah
Bu, Sampai ketemu besok Ibu.” Setelah menutup teleponnya, Audrey berjalan ke
kamar, ia harus bangun pagi besok.
Pesawat sudah lepas landas, penerbangan akan memakan waktu
satu jam tiga puluh menit. Audrey duduk tepat di samping jendela, ia bisa
melihat hamparan awan putih. Cuaca cerah hari ini, seperti penerbangannya dengan Ken ke Singapura untuk menemui keluarga Audrey. Kala itu Ken bersikeras tidak ke Singapura,
tetapi Audrey terpaksa mengancam Ken dengan membatalkan pernikahan yang mereka
rencanakan. Ken sangat membenci Singapura,
itu yang Audrey tahu.
“Aurora…” Audrey langsung mendekati dan mencium kedua pipi
putri kecilnya yang datang bersama ibunya dan supir menjemput di bandara. Supir membawa
barang-barang Audrey dan mereka berjalan menuju pintu keluar. Audrey mengendong Aurora
dan mereka bersenda gurau. Tanpa sengaja, seseorang menabrak Audrey, Aurora menangis sangat keras. Aurora
hampir saja terjatuh dari gendongan Audrey, beruntung ibunya dengan sigap
menangkapnya.
Orang yang menabrak Audrey masih membereskan
barang-barangnya yang keluar dari tasnya. Ibu yang melihat orang tersebut,
tersentak kaget. Ia mengenali orang itu, pria yang menabrak anak dan cucunya
barusan. “Ken… “ Satu kata yang keluar dari ibunya Audrey membuat pria
tersebut mengangkat wajahnya. “Ibu…” Pria itu kaget saat melihat wanita yang
memanggail namanya. “ Ken...” Ibu mengulang lagi.
“Ibu…” Audrey memanggil ibunya yang terdengarnya menyebut
nama Ken.
“Audrey, Ken...” Ibu hanya mengatakan itu sambil menatap Audrey
dan melihat ke arah orang yang menabrak Audrey tadi.
“Ken…?” Audrey bingung dengan perkataan ibunya sampai orang
yang menabraknya berdiri dan memperlihatkan wajahnya.
“Ken…!” Audrey tersentak kaget dan terjatuh, beruntung Ken
segera menangkapnya.
“Bawa ke mobil” Ibu meminta Ken membawa Audrey ke
mobil. Semua berlalu cepat, Audrey pingsan, Aurora menangis, Ibu
masih menenangakan Aurora. Ken mengenggam erat tangan Audrey yang pingsan.
Supir melajukan mobil dengan cepat menuju rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, para perawat sudah menunggu di depan, sebelumnya ibu sudah menelpon rumah sakit
tempat ia bekerja. Para perawat dengan sigap membawa Audrey menuju Instalasi Gawat Darurat. Ibu
mengatakan pada Ken untuk menjaga Audrey, ibu akan membawa Aurora untuk di
periksa.
Ken tidak berharap ini yang terjadi saat bertemu lagi dengan
Audrey. Tapi ini yang terjadi, andai waktu bisa berputar kembali. Setahun ia
menghindari semua hal yang bisa membuatnya bertemu Audrey. Hari ini ia akan ke
Indonesia menemui Audrey, pesawat akan segera berangkat, Ken berlari mengejar
pesawat. Tanpa sadar karena terburu-buru, ia menabrak seseorang yang ternyata
orang yang akan ia temui di Indonesia.
“Gimana, Dok?’ Ken menanyakan keadaan Audrey pada dokter yang
selesai memeriksa keadaan Audrey.
“Hanya mengalami syok. Sebentar lagi sadar” Dokter tersenyum
dan pergi meninggalkan Ken dan Audrey.
“Ken…” Suara lirih yang menyadarkan Ken, Audrey sudah sadar.
Ia mengengam tangan Audrey.
“Maafkan aku Audrey, Maafkan aku. Aku sungguh tidak pernah
ingin meninggalkan dirimu dan Aurora, tidak sedikitpun aku ingin meninggalkan
kalian. Aku terpaksa melakukan ini semua demi kalian berdua. “ Ken menangis.
“Aku sudah tahu semuanya Ken. Aku tahu apa yang terjadi
padamu. Aku masih menunggumu dan aku tahu kau tidak akan meninggalkan kami.”
Audrey menatap wajah Ken sambil tersenyum.
“Tapi darimana kamu tahu?” Tidak ada satu orang punya yang
tahu keberadaan Ken di Singapura.
“Marco, Kakakmu. Ia datang menemuiku 3 hari yang lalu. Ia
menjelaskan semua yang terjadi dan meminta maaf padaku tentang semuanya. Tapi
aku tidak berpikir, kita akan dipertemukan sekarang. Aku baru akan berencana ke
rumah orang tuamu besok. Mereka juga sudah berbicara padaku, dan meminta maaf
serta mengundangku untuk perayaan ulang tahunmu lusa.” Audrey menjelaskan
semuanya sambil tersenyum.
Ken terdiam sejenak, ia tidak menyangka Marco dan kedua
orang tuanya akan melakukan hal ini. Selama ini ia meminta untuk kembali ke
Indonesia saja mereka tidak mengizinkan.
“Kamu tidak pernah menceritakan tentang keluargamu. Tapi aku bersyukur, Marco sudah menjelaskan padaku semuanya. Sehingga aku tidak
membencimu. Aku hampir membencimu Ken, karena membuatku menunggu.” Audrey
dengan sedikit bercanda berbicara pada Ken. Ia bangun dari tempat tidurnya,
melihat sekelilinganya dan menyadari Aurora serta Ibunya tidak ada.
“Aku hampir membuat Aurora terjatuh, bukan? Ia menangis
terus, Ibu membawanya ke klinik anak untuk diperiksa. Sebaiknya kita ke sana,
kamu baik-baik saja?” Ken berdiri di samping Audrey, Audrey menganggukkan
kepalanya. Ken merasa lega, ia tidak perlu menjelaskan semuanya lagi. Ia tersenyum.
Mereka berjalan menuju klinik anak, ibu muncul di pintu
keluar bersama Aurora. Ia tersenyum melihat anak dan menantunya berjalan
berdua. “ Aurora baik-baik saja, jangan khawatir.”
“Syukurlah, Maafkan Ayahmu ini” Ken mengambil
Aurora dari gendongan ibu mertuanya. Ia sangat merindukan putri kecilnya itu. Audrey
berbisik pada Aurora,” Jangan maafkan Ayahmu Ra” Ken tersenyum mendengar
bisikan Audrey.
“Sudah, ayo kita pulang. Atau kita akan sepanjang hari di
sini? Ken ikut bersama kami kan? Tenang, ibu mu dan aku berteman, andai dari
awal kamu menceritakan semuanya, tidak akan terjadi hal ini.” Ibu tersenyum
pada Ken, Audrey sudah menceritakan semua nya pada ibunya. Mereka pulang ke
rumah orang tua Audrey, menghabiskan hari itu dengan bercerita, ibu Audrey
mengundang Keluarga Morza ke rumahnya. Mereka senang bisa berjumpa Aurora, si putri
kecil, Aurora Micaleia Morza.
-Mei 2017-