Selasa, 08 Maret 2016

"Draf Surat Untuk Maura" Kumpulan Cerita 'Satu Hari di 2018 - Boy Candra'




Tidak ada manusia yang benar-benar tahu kapan dia mulai jatuh cinta. Tiba-tiba saja seseorang menyadari, dia menyukaimu, hingga kadang tidak lagi terkendali. Dua minggu, Maura, aku menunggumu. Perasaan di dadaku semakin megah. Kau memintaku menantimu untuk memberi jawaban.

Aku selalu merasa ketakutan. Takut akan kemungkinan harapanku tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Sepanjang masa menunggu itu, kau membawaku masuk ke dalam duniamu. Ketakutanku semakin menjadi-jadi, Maura.

Maura, ternyata benar. Apa yang ku takutkan terjadi. Kau tidak memberiku kabar hari itu. Sepanjang hari aku menunggumu. Sejujurnya, aku kecewa kepadamu. Kau hanya memberiku selembar kertas. Seolah seperti itulah perasaanmu kepadaku.

Sementara pada kenyataan hari itu, kau menamparku, memintaku sadar. Mungkin ini kesalahanku. Aku tidak pernah menyiapkan kemungkinan saat kau tidak membalas perasaan yang sama. Aku menjadi lelaki paling cerewet, Maura.  Aku butuh banyak teman bicara. Hingga aku sadar satu hal.

"Bukan patah hati yang akan membuat seseorang mati. Namun, cinta yang terlalu besar yang tak bisa ia kendalikan."

Semenjak hari itu aku berusaha berdamai dengan diriku sendiri. Aku menenangkan hatiku berkali-kali. Menata semua yang sempat tidak terkendali. Sebab, aku percaya, jika nanti kau memang untukku, selama apapun waktu, akhirnya kau akan denganku juga.

"Kita harus belajar menerima kenyataan hidup. Bahwa tidak semua hal yang kita suka, menghadapkan kenyataan yang sama."





Catatan :
Cerita terakhir dari lima belas cerita dalam Buku Kumpulan Cerita "Satu Hari di 2018" Karya Boy Candra.