Senin, 07 Maret 2016

"Hujan dan Daun-daun Gugur" Kumpulan Cerita 'Satu Hari di 2018 - Boy Candra'




Hujan masih saja turun. Aku duduk di tepi pantai, kau menemaniku. Kita menatap laut berdua. Di tengah laut, hujan tak menyisakan apa-apa. Selain, luapan kesedihan atas cinta yang sedang berduka.

Kau menangis berlebih, tidak mau menerima kenyataan. Orang tua terkadang lebih kejam daripada pemerintah yang koruptor. Orangtua berpikir sama. Kau dijodohkan, demi strata sosial keluargamu.

"Hidup ini kejam, Nak. Terkadang kita memang harus melepaskan apa yang tidak sanggup kita genggam. Karena itu bisa merusak apa yang harusnya bahagia."

"Di mataku, hidup tak lebih dari cara menuju mati dengan lebih teliti. Atau, mati untuk menyelesaikan segala urusan dunia yang tak pernah selesai."

Malam itu ku yakinkan diriku. Tidak akan ku biarkan siapapun merebutnya. Keyakinan itu entah darimana timbulnya. Malam itu aku merasa kembali memiliki harapan. Aku ingin berdua denganmu seumur hidupku. Dua bulan kemudian kita menikah, sejak orangtuamu meninggal dibunuh perampok.

Aku memelukmu, hujan turun lagi, menatap ke arah jalan. Aku merasakan betapa lembutnya kasih sayangmu. Jauh dalam diriku, aku masih saja dilanda ketakutan, setelah bertahun-tahun kita menikah. Di halaman rumah, daun gugur diterpa angin.

Seandainya, kau tahu perampok yang membunuh ayah ibumu adalah aku. Masihkah kau ingin bersamaku?




Catatan :
Cerita kelima dari lima belas cerita dalam Buka Kumpulan Cerita "Satu Hari di 2018" Karya Boy Candra.