Aku, Halen, bersama Hadi baru saja beberapa bulan menjalin
hubungan yang serius. Namun, beberapa hari belakangan dia tidak seperti
biasanya. Dia mulai aneh. Dia masih saja mempermasalahkan hal-hal yang
menurutku sepele. Apa salahnya dengan foto-fotoku dengan mantan kekasihku yang
masih terpajang di media sosial.
Aku belum juga mengabulkan permintaannya hari itu. Aku pikir
memang tidak ada pentingnya menghapus semua foto yang ada di media sosial
tentang masa laluku. Biarlah semua itu menjadi kenangan. Lagipula kalau Hadi
memang benar-benar mencintaiku. Dia tidak seharusnya mempermasalahkan itu.
Hubungan kami tetap berjalan. Hingga beberapa bulan setelah
itu dia melamarku. Dia tidak lagi membahas media sosial dan foto-foto yang
belum juga ku hapus. Hingga, suatu malam aku melihatnya tidak fokus bekerja.
Dari belakang aku melihat dia membuka facebook. Melihat perempuan yang telah
menjadi istrinya di media sosial masih memasang foto lelaki lain dari masa
lalunya.
Ada perasaan yang tiba-tiba memukulku. “Halen, cukup kamu
saja yang menyimpan kenangan itu di kepalamu, kalau memang tidak bisa kau
lupakan. Jangan hukum dia dengan terus menyaksikan apa saja yang kau lalui di
masa lalu. Dia tidak seharusnya menerima itu”. Nasihat Ara, sahabatku.
Aku sudah punya hidup yang baru. Harusnya sejak aku memilih
Hadi, aku sudah menghapus semua foto di masa lalu. Sebab, Hadi juga melakukan
itu, bahkan sebelum bersamaku dia sudah menghapus semua foto bersama
perempuan-perempuan yang sejujurnya membuatku cemburu. Tetapi aku lupa pada
perasaan yang membuat Hadi cemburu.
Catatan :
Cerita keempat belas dari lima belas cerita dalam Buku Kumpulan Cerita "Satu Hari di 2018" Karya Boy Candra.