Malam itu, percakapan kita seperti biasa dimulai. Dan
seperti biasa pula, tidak akan ada habisnya. Kau akan bersikeras dengan
pendapatmu, terlebih juga aku. Kita butuh obrolan di luar kebiasaan yang kita
lakukan. Itulah sebabnya kita berdebat dan mempermasalahkan banyak hal. Bahkan
hingga larut malam.
Aku selalu suka dengan caramu memandang sesuatu. Meski tidak
semua pandanganmu aku setujui. Aku ikut tersenyum. Kita selalu menertawakan
hal-hal yang kita anggap tidak seharusnya terjadi.
Aku tergelak. Kau ternyata sama saja dengan kebanyakan orang
di negara ini. Kau kesal dengan sesuatu, lalu menghujatnya. Aku tidak
melanjutkan bahasan itu. Kita terdiam beberapa saat. Dan jujur saja, aku kadang
lebih memilih mengalihkan pada hal lain. Mungkin itu yang membuat kita masih
bisa bertahan selama ini. Masih bisa menjadi teman berbicara hingga malam
terlalu larut.
Mantan itu memang terkadang susah untuk dilupakan. Tapi
masih mencintai mantan, sama saja kau mencintai benda sisa. Sama saja seperti
kau mencintai bangkai. Lama-lama akan membuatmu ikutan membusuk, Raka.
Katamu, tidak ada yang bisa membuatmu nyaman seperti bersamaku.
Dan, hal yang sama sebenarnya juga aku rasakan. Kalau bersamamu aku bisa
menjadi diriku sendiri.
Catatan :
Cerita ketiga belas dari lima belas cerita dalam Buku Kumpulan Cerita "Satu Hari di 2018" Karya Boy Candra.