Senin, 07 Maret 2016

"Nyanyian Kucing" Kumpulan Cerita 'Satu Hari di 2018 - Boy Candra'




Rian, menekuk lututnya, menutup matanya. Sudah setahun lebih ia seperti ini. Tidak ingin bergaul dengan orang-orang. Bahkan saat ibunya ingin menyalakan lampu, ia selalu menolak. Tidak ada satu pun yang bisa mengajaknya bicara. Kecuali ibu.

Satu-satunya hal yang membuat Rian bisa kembali tersenyum dalam kamar gelap adalah sepasang mata kucing. Setiap kucing-kucing itu datang ke kamar. Rian selalu menggenggam kalung yang dipakainya. Kalung yang bertulis 2 huruf "R". Lalu berbisik, seolah berbicara kepada seseorang. Mungkin juga sedang berbicara kepada Tuhan. "Terima kasih sudah datang."

Rian tertawa cekikikan kegelian. "Riza..." bisiknya. Mata kucing yang berbinar meredup. Kesedihan kembali datang. Dua tahun sudah perempuan itu pergi. Rian selalu merasa Riza pulang saat kucing-kucing itu datang. Rian menyukai kucing sebab dia mencintai Riza. Perempuan yang gila akan kucing.

Ibu datang membawakan makanan. Ia menerima sepiring ikan yang digoreng kering. Ia tidak ingin memakan apa yang dulu ia makan. Ia hanya ingin memakan ikan kering. Kesukaan Riza terhadap kucing adalah salah satu hal yang tidak bisa diterima ibunya, keluarga Rian, keluarga yang tidak suka kucing.

Sejak dua tahun lalu, ibunya tidak bisa memaafkan dirinya, atas pembunuhan yang dilakukannya. Rian menatap mata ibunya bercahaya seperti mata kucing. Dan, ibunya tidak pernah menyadari hal itu. Seperti Rian yang tidak pernah menyadari siapa pembunuh kekasihnya. 

 



Catatan :
Cerita kesepuluh dari lima belas cerita dalam Buku Kumpulan Cerita "Satu Hari di 2018" Karya Boy Candra.