Aku menyukai pohon beringin, ucapku.
Ini taman patah hati, kalau kau suka datang ke sini, berarti
kau sedang patah hati, dia tertawa sambil mengatakannya.
Dia tidak berbohong perihal nama taman ini. Sepasang kekasih
diakhiri hidupnya di sini, cinta terlarang, keluarga tidak merestui. Namun,
cinta tumbuh subur di dada, cintanya lebih besar dari ketaatan kepada
orangtuanya. Ia tidak tahan, akhirnya menyerah pada cinta, menyerahkan
segalanya.
Cinta suci, tetapi buta. Kekasihnya mengandung. Mereka dibenci,
disiksa, dicaci maki hingga diperlakukan seperti binatang. Si lelaki, dipasung,
diberi makan sekedarnya. Mereka dipisahkan bertahun-tahun lamanya. Perempuannya
diasingkan ke pulau lain, pulau antah berantah. Mereka tidak menyesal, cinta
yang diperjuangkan tidak pernah salah.
Cinta memang punya kekuatan melebihi apapun. Seminggu mereka
bisa bersama kembali. Betapa bahagianya mereka, seminggu membahagiakan itu
berakhir dengan duka sangat mendalam. Orangtua mereka sepakat membakar sepasang
kekasih yang saling cinta itu. Tempat dibakarnya sepasang kekasih itu tumbuh dua
pohon beringin. Aku menutup ceritaku padanya.
Aku sering bercerita padanya sejak hari itu, namun ada yang
tidak kuceritakan. Pohon beringin yang ada di taman ini adalah ayah dan ibuku.
Akulah anak yang lahir dari cinta mereka.
Catatan :
Cerita keempat dari lima belas cerita dalam Buku Kumpulan Cerita "Satu Hari di 2018" Karya Boy Candra.